Search This Blog

Saturday, August 21, 2010

Scrable dan Kehidupan

Beberapa bulan lalu Amang Pendeta  mengajak saya dan anak-anak remaja NHKBP Martin Luther Bunga Tanjung Dumai untuk bermain Scrable sambil menunggu Punguan Ina Marguru selesai. Sebuah permainan yang belum pernah saya lakukan sebelumnya tetapi sungguh mengasikkan. Selain mengasah otak juga menambah vocabulary dalam berbahasa Inggris. 
Dalam permainan ini kita dibagi masing-masing tujuh buah batu yang bertuliskan huruf alphabet (A-Z), dimana kita diajak berpikir untuk menyusun sebuah kata dalam bahasa Inggris secara vertikal maupun horizontal dimulai dari tengah oleh pemain pertama kemudian diikuti oleh pemain lainnya secara melingkar. Setiap huruf memiliki nilai sendiri-sendiri dan setiap kotak yang ditimpa oleh batu tersebut memiliki sandi – sandi di bagian tertentu seperti “Double Word”, “Triple Word”, “Double Letter” dan “Triple Letter”. Sandi-sandi tersebut bertujuan untuk melipatgandakan nilai yang dilalui oleh batu tersebut.
 Tujuan utama permainan ini adalah menghabiskan batu yang ada dan siapa yang mencapai nilai yang tertinggi dialah pemenangnya. Betapa senangnya jikalau kita mendapatkan huruf dengan bobot nilai yang besar pula dan dapat kita masukkan pada kotak yang bersandikan “Triple Word” pastilah nilainya melejit.  Contohnya kalau kita dapat huruf Q dengan bobot 10 dan kita beranggapan dapat menyusun di kotak yang bersandikan “Triple Word” dengan kata QUEEN (kita anggap saja bobot untuk huruf U=5, E=1, N=3, maklum baru sekali main jadi tak hapal bobot angkanya), maka hitung-hitungannya adalah 10+5+1+1+3=20 dan jika dikalikan dengan “Triple Word” maka nilainya 20X3=60. Wow nilai yang cukup fantastis bukan?
Sungguh bersyukur jikalau kita mendapatkan angka yang melejit tersebut, tetapi bagaimana pula sebaliknya? Apabila huruf Q tadi tidak dapat kita jalankan dalam bentuk kata inggris lainnya dengan komponen batu yang ada, maka angka tersebut menjadi pengurang nilai di akhir permainan.
Apa yang dapat kita ambil sebagai pembelajaran dalam hidup kita dari permainan Scrable diatas? Hidup ibarat sebuah permainan Scrable dengan sesuatu yang penuh ketidakpastian apabila kita tidak mengandalkan Allah Bapa. Mungkin itu salah satu kesimpulan yang dapat kita tarik  dari  permainan Scrable tersebut. Mengapa demikian?
Mari kita tarik benang merah dengan kejadian hidup yang kita alami sehari-hari. Dikala kita hanya mengandalkan Pengetahuan, keterampilan dan Keahlian (PKK) saja dalam melakukan aktivitas kita sehari-hari baik itu sekolah, belajar, bekerja dan lain-lain tanpa mengandalkan kekuatan dan penyertaan dari Allah Bapa, maka kesemua usaha kita tersebut akan sia-sia tanpa makna.

Scrable dan Kehidupan

Beberapa bulan lalu Amang Pendeta  mengajak saya dan anak-anak remaja NHKBP Martin Luther Bunga Tanjung Dumai untuk bermain Scrable sambil menunggu Punguan Ina Marguru selesai. Sebuah permainan yang belum pernah saya lakukan sebelumnya tetapi sungguh mengasikkan. Selain mengasah otak juga menambah vocabulary dalam berbahasa Inggris. 
Dalam permainan ini kita dibagi masing-masing tujuh buah batu yang bertuliskan huruf alphabet (A-Z), dimana kita diajak berpikir untuk menyusun sebuah kata dalam bahasa Inggris secara vertikal maupun horizontal dimulai dari tengah oleh pemain pertama kemudian diikuti oleh pemain lainnya secara melingkar. Setiap huruf memiliki nilai sendiri-sendiri dan setiap kotak yang ditimpa oleh batu tersebut memiliki sandi – sandi di bagian tertentu seperti “Double Word”, “Triple Word”, “Double Letter” dan “Triple Letter”. Sandi-sandi tersebut bertujuan untuk melipatgandakan nilai yang dilalui oleh batu tersebut.
 Tujuan utama permainan ini adalah menghabiskan batu yang ada dan siapa yang mencapai nilai yang tertinggi dialah pemenangnya. Betapa senangnya jikalau kita mendapatkan huruf dengan bobot nilai yang besar pula dan dapat kita masukkan pada kotak yang bersandikan “Triple Word” pastilah nilainya melejit.  Contohnya kalau kita dapat huruf Q dengan bobot 10 dan kita beranggapan dapat menyusun di kotak yang bersandikan “Triple Word” dengan kata QUEEN (kita anggap saja bobot untuk huruf U=5, E=1, N=3, maklum baru sekali main jadi tak hapal bobot angkanya), maka hitung-hitungannya adalah 10+5+1+1+3=20 dan jika dikalikan dengan “Triple Word” maka nilainya 20X3=60. Wow nilai yang cukup fantastis bukan?
Sungguh bersyukur jikalau kita mendapatkan angka yang melejit tersebut, tetapi bagaimana pula sebaliknya? Apabila huruf Q tadi tidak dapat kita jalankan dalam bentuk kata inggris lainnya dengan komponen batu yang ada, maka angka tersebut menjadi pengurang nilai di akhir permainan.
Apa yang dapat kita ambil sebagai pembelajaran dalam hidup kita dari permainan Scrable diatas? Hidup ibarat sebuah permainan Scrable dengan sesuatu yang penuh ketidakpastian apabila kita tidak mengandalkan Allah Bapa. Mungkin itu salah satu kesimpulan yang dapat kita tarik  dari  permainan Scrable tersebut. Mengapa demikian?
Mari kita tarik benang merah dengan kejadian hidup yang kita alami sehari-hari. Dikala kita hanya mengandalkan Pengetahuan, keterampilan dan Keahlian (PKK) saja dalam melakukan aktivitas kita sehari-hari baik itu sekolah, belajar, bekerja dan lain-lain tanpa mengandalkan kekuatan dan penyertaan dari Allah Bapa, maka kesemua usaha kita tersebut akan sia-sia tanpa makna.

BAD GIRL AND GOOD GIRL

Madonna as "Louise Oriole" in the &q...Image via Wikipedia

SIKAP BAIK MERUBAH LINGKUNGAN YANG BURUK

Sudahkah anda menonton film “The Bad Girl and The Good Girl”? Apa yang bisa kita petik dari film ini untuk bisa dijadikan pelajaran dalam hidup yang penuh dengan ketidakpastian ini?  Adalah kisah dua anak kembar yang berlainan sifat satu dengan lainnya. Maria seorang pimpinan suster (biarawati)  disebuah kastil yang hidup dengan iman yang teguh sebagai seorang adik, dan Vanesa kakak maria yang kehidupannya serba glamour yang kesehariannya bekerja disebuah bar/diskotik.

Suatu hari sang kakak (vanesa) sedang mengalami masalah dikejar-kejar oleh mafia dan polisi karena ia mengambil sebuah tas yang berisi berlian dari seseorang yang dibunuh oleh mafia dalam diskotik tempat ia bekerja. Kemudian ia lari untuk menghilangkan jejak ke kastil dimana sang adik melayani disana.
Tetapi sayang, pergerakan vanesa tercium oleh mafia dan polisi. Lalu mafia mengejar ke kastil dan salah menangkap orang. Sang mafia sangat yakin kalau yang ditangkap itu adalah vanesa yang menyamar kemudian membawanya ke diskotik (markas mafia). Sedangkan  Vanesa terkejut ketika beberapa selang kemudian menggeledah kastil itu dan terpaksa Vanesa menyamar menjadi seorang biarawati (mengganti sang adik Maria). Polisi pun terkecoh dan meninggalkan kastil tersebut.

Kemudian dua manusia yang berbeda sifat dan kelakuan tersebut berganti posisi, dimana sang biarawati (Maria) harus bisa menyesuaikan diri dengan kerasnya kehidupan diluar sana denga mnghadapi para mafia. Demikian juga Vanesa harus bisa menggantikan posisi adiknya sebagai pimpinan biarawati walaupun biarawati-biarawati yang lain curiga dengan tingkah laku pimpinannya yang berubah 180 derajat tersebut terlebih saat seorang pastur mengunjungi kastil tersebut untuk melihat perkembangan yang ada disana.
Akhirnya terbongkar juga bahwa yang ditangkap mafia bukanlah vanesa yang mereka cari. Demikian juga pimpinan biarawati yang ada di kastil bukanlah pimpinan mereka Maria.

Tetapi pada saat itu kehidupan Vanesa yang dulunya acak-acakan tak karuan berubah menjadi lebih baik. Demikian juga sang biarawati Maria dengan melihat situasi dan kondisi yang ada dimana ia berhadapan dengan sang mafia, ia pun berubah menjadi manusia layaknya manusia biasa yang tidak lagi menjaga etika dan moral seperti kehidupan di kastil. Intinya Maria berubah menjadi Vanesa dan Vanesa berubah menjadi Maria


Singkat saja, akhirnya sang mafia dapat dibekuk oleh Vanesa dan Maria beserta biarawati-biarawati lainnya. Demikian juga sang pimpinan polisi yang serakah berhasil mereka bekuk . Nah, sekarang mereka berdua bersama-sama memimpin dan membina kastil tersebut. Apa yang kita tarik kesimpulan dari film yang menceritakan kisah hidup kedua manusia kembar yang berseberangan sifat ini?

Sebagaimana bumi yang memiliki 2 kutub (Utara dan Selatan), demikian juga dalam diri manusia juga memiliki dua kutub positif dan negatif. Dalam artian bahwa didalam diri manusia pasti memiliki sifat baik dan buruk yang selalu bertentangan (tidak ada manusia yang sempurna). Tergantung kita menekan dan meminimalisir sifat buruk yang ada dengan menonjolkan sifat yang baik.

Dari cerita film diatas menunjukkan bahwa lingkungan merupakan salah satu faktor dalam membentuk karakter dan kepribadian seseorang. Karena itu senantiasa memiliki keyakinan  dengan mengubah sikap hidup dengan tujuan agar jangan sampai lingkungan yang mengubah sikap dan kepribadian kita. Tetapi sebaliknya dengan sikap yang baik marilah kita mengubah lingkungan yang buruk.  




Enhanced by Zemanta

Friday, August 20, 2010

Between Rich and Wealthy


Between Rich and Wealthy

I think in our live, it’s not the abnormal thing if all from us want to be rich, above all if a look from reality of live. This moment i only want share to all of you in this world what is difference between rich and wealthy.

Usually the word of “rich” have interpretation  as having a lot of asset or property. For the exsample that the people who can possess a big house or  even have a lot of money. The meaning of “Wealthy”  is how long someone can defend they productif asset or how can the pasif income make the normally standard  live.
The conclusion from rich and wealthy is, if riches unit is dollar (money), wealthy unit is month (time)
Enhanced by Zemanta

Thursday, August 19, 2010

Salam Kenal

Hi, selamat siang semuanya. Maaf saya adalah orang awam masalah blog, kiranya saran dan kritikan yang bersifat konstruktif dari teman-teman sangat saya harapkan. terima Kasih

BATAK CULTURE

This song tell us the story about Batakness Culture in North Sumatera Indonesia. Someday if  the one man want to married with the girl, the family must preparing all about the culture celebrate. Batakness culture very care about "Dalihan Natolu" that the batak society must  be respect to this philosofy.


Enhanced by Zemanta

Sunday, August 8, 2010

TUNDUKLAH PADA SUAMIMU

TUNDUKLAH PADA SUAMIMU, DAN KASIHILAH ISTRIMU

“Suami-suami, hiduplah bijaksana dengan istrimu sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang” (1 Ptr, 3:7)
Banyak kaum hawa tidak menyukai mereka dianggap sebagai kaum yang lebih lemah. Tetapi “Hormatilah dan teman pewaris” merupakan kunci utama untuk mengatasi masalah kaum hawa tersebut. Sekalipun wanita (istri) lebih lemah secara fisik dan kurang berpengaruh dalam masyarakat, suami-suami harus memperlakukan mereka dengan hormat. Selain itu, kaum hawa dan adam merupakan mahluk ciptaan Allah, dan oleh sebab itu mereka (kaum hawa dan kaum adam) sama-sama mewarisi berkat Allah yang besar.